Kepopuleran
manga dan anime memang sudah tidak diragukan lagi. Manga dan anime yang mulai
berkembang di Indonesia sejak tahun 90-an ini mampu menorehkan kesan tersendiri
bagi pecintanya. Mulai dari hal kecil seperti sekedar mengikuti cerita sampai
dengan membentuk fandom atau melakukan
cosplay karakter favorit
masing-masing.
Banyak faktor yang membantu manga dan anime semakin berkembang. Salah satunya adalah beragamnya genre yang disesuaikan dengan kebutuhan
zaman. Peminat manga dan anime yang notabennya adalah remaja
tentu membutuhkan sesuatu yang segar, sesuai dengan karakter mereka saat itu.
Maka banyaklah bermunculan manga dan anime yang menceritakan kehidupan
remaja. Salah satunya yang banyak digemari adalah manga dan anime Shoujo.
Apakah
sebenarnya Shoujo itu?
Bagi para otaku pecinta cerita
bergenre romantis, manga atau anime shoujo merupakan pilihan yang
utama. Shoujo memang identik dengan
hal-hal berbau keromantisan. Tetapi sebenarnya, dalam bahasa Jepang, Shoujo merupakan sebuah kata benda yang
berarti “anak perempuan” atau “gadis”.
Shoujo
(少女) ditulis dengan dua huruf kanji yang berasal dari China. “少/shou” berarti “kecil”
dan “女/jo” berarti “perempuan”. Dalam bahasa Mandarin sendiri, “少女” dilafalkan sebagai “shào
nǚ”
dengan artian kata yang sama seperti dalam bahasa Jepang. Kata ini mulai
dikenal di China pada abad ke-5 melalui sebuah buku karangan Fan Ye berjudul Book of the Later
Han tentang masa
Dinasti Han. Kemudian pada abad ke-7 mulai diperkenalkan di Jepang dan
mengalami perubahan sesuai dengan cara baca kanji di Jepang.
Dalam penggunaannya saat ini,
kata Shoujo lebih ditekankan kepada perempuan yang belum mencapai 20 tahun
atau sedang berada dalam usia sekolah. Hal-hal umum yang berhubungan dengan Shoujo
masa kini di antaranya adalah shoujo novels, shoujo magazines,
shoujo culture, dan tentu saja shoujo manga/anime.
Shoujo
atau shoujo manga (少女漫画) adalah
manga yang ditujukan untuk pembaca
perempuan remaja kisaran usia 10 hingga 18 tahun. Genre ini mencakup tema yang
luas seperti shounen manga,
hanya saja lebih mengarah ke perasaan dan drama antar karakternya bila
dibandingkan dengan shounen manga yang
lebih menonjolkan petualangan dan aksi. Shoujo
manga bisa meliputi drama sejarah hingga fiksi ilmiah,
asalkan fokus utama yang ditampilkan berada pada hubungan romantis antarmanusia
dan emosi tiap-tiap karakter.
Pada awalnya, shoujo manga pertama kali muncul di
majalah Jepang khusus perempuan yang bernama Shoujo Magazines. Kemunculan pertama shoujo manga ini berupa komik satu halaman pada tahun 1910 yang
berlanjut hingga tahun 1930 dan berhasil menjadi bagian tak terpisahkan dari Shoujo Magazine. Manga yang paling
popular saat itu adalah Kurukuru
Kurumi-chan (くるくるクルミちゃん) karya Katsuji Matsumoto yang rilis tahun 1938.
Sempat
redup karena Perang Dunia ke-II, shoujo manga
kemudian bangkit kembali pada era Showa sekitar tahun 1950. Salah satu
pelopornya adalah shoujo manga: Nakayoshi Tencho
karangan Hasegawa Machiko dan shoujo anime pertama: Sally the Witch karangan Shosuke
Kurakane.
Sejak saat itu, shoujo manga dan anime terus berkembang hingga banyak menghasilkan subgenre seperti romance, science fiction, fantasy, magical
girls, dan
ladies comics.
Salah satu yang melegenda di Indonesia adalah manga atau anime Sailor Moon yang pernah ditayangkan di salah satu TV Swasta Nasional sekitar tahun
2000-an.
Hingga saat ini, ada sangat
banyak judul manga maupun anime bergenre shoujo yang beredar luas. Manga
dan anime yang paling populer
diantaranya adalah Clannad, Skip Beat, Kimi ni Todoke, Angel Beats,
Kaichou wa Maid-Sama, Winter Sonata, Vampire Knight, Spesial A, dan masih banyak lagi.
Salah
satu cover Shoujo Magazines berjudul
“Shoujo Sekai” yang terbit pada 1
juli 1908 oleh Hakubunkan.
0 komentar:
コメントを投稿